Assalamu'alaikum,,, Salam Hormat

Terima kasih atas kunjungan anda ke blog saya. Semoga bermanfaat. Semua tulisan ini hasil saya pribadi, atau diambil dari tulisan lain yang tercantum pada rujukannya. Bila mengutip baik secara langsung maupun tidak, sebagian atau keseluruhan, diharapkan Mencantumkan sumber tulisan dan penulisnya pada daftar pustaka/catatan kaki sebagai bahan rujukannya.
atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Senin, 17 Desember 2012

TEORI-TEORI KOMUNIKASI INTERPRETATIF DAN KRITIS


Oleh: Bambang Wibiono, S.I.P

Fenomenologi dan Hermeneutika
Hermeneutika menunjuk pada interpretasi tekstual dan masih banyak yang menggunakannya untuk kepentingan tersebut, namun, bagi banyak orang, hermeneutika telah menjadi hampir sama dengan interprestasi itu sendiri. Fenomenologi yang dikemukakan oleh Stanley Deetz, adalah studi mengenai pengetahuan yang muncul dalam pengalaman yang diperoleh secara sadar.
Sedangkan fenomenologi adalah studi mengenai bagaimana manusia mengalami kehidupan di dunia. Studi ini melihat objek dan peristiwa dari perspektif orang yang mengalami. Realitas dalam fenomenologi merupakan bagian dari pengalaman sadar seseorang. Stanley Deetz mengemukaan tiga prinsip fenomenologi:
1. Pengetahuan haruslah sadar,
2. makna diberikan atas dasar potensinya bagi tindakan seseorang,
3. bahasa merupakan perantara bagi munculnya makna.
Hermeneutika awalnya diperkenalkan oleh Friedrich Schleiermacher, namun Edmund Husserl disebut sebagai bapak fenomenologi karena berkarya sepanjang paruh pertama abad 20. Hermeneutika dalam pengertian ini adalah studi mengenai pemahaman (the study of understanding), terutama dengan meninterprestasikan tindakan dan teks. Secara umum, hermeneutika terbagi menjadi tiga kelompok utama:

  1. hermeneutika sebagai alat utk menginterprestasikan tindakan dalam konteks
  2. hermeneutika untuk memahami teks terlepas dari konteks dimana teks tsb diciptakan dan dikonsumsi,
  3. hermeneutika yang mempelajari persoalan2 pemahaman itu sendiri.
Bagian dimana hermeneutika dan fenomenologi sepakat adalah bahwa interprestasi merupakan suatu proses tak terpisahkan dari bahasa. Karena kategori-kategoti linguistik merupakan bagian terpenting dari setiap pemahaman, yang pada gilirannya membentuk realita bagi kita.

Teori-Teori Interpretasi
Teori interprestasi mengasumsikan bahwa makna dapat berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku. Dengan demikian, interprestasi adalah suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna. Alfred Schuzt mengemukakan bahwa orang melakukan interprestasi sosial dalam kehidupannya. Ketika orang bertindak dalam kehidupan sehari-harinya, mereka membuat tiga asumsi dasar: 

  1. Mereka berasumsi bahwa realitas dan struktur kehidupan adalah konstan, yaitu bahwa kehidupan akan tetap tampak seperti semula.
  2. Mereka beranggapan bahwa pengalaman mereka terhadap kehidupan adalah valid, sehingga orang menganggap bahwa persepsi mereka terhadap peristiwa adalah akurat.
  3. Orang melihat dirinya sebagai memiliki kekuatan untuk bertindak dan mencapai sesuatu dan mempengaruhi kehidupan.

Paul Ricoeur menggunakan hermeneutika dan fenomenologi untuk menjelaskan teori interprestasi tekstualnya. Ricoeur mengemukakan bahwa percakapan, sebagai produk dari ujaran, dapat dipahami secara linguistik yaitu dengan menganalisis kata, atau secara personal yaitu dengan menemukan makna dari pembicara itu sendiri atas apa yang dikatakannya. Karena kata memiliki banyak makna (polysemy), maka percakapan menuntut interprestasi.
Sementara itu, prinsip utama teori Gadamer adalah bahwa orang selalu memahami pengalaman dari perpektif praduga. Tradisi memberi kita cara untuk memahami sesuatu, dan kita tidak dapat memisahkan diri dari tradisi tersebut. Pengamatan, penalaran, dan pemahaman tidak akan pernah objektif murni; semuanya akan diwarnai oleh sejarah dan komunitas. Lebih lanjut, sejarah tidak boleh dipisahkan dari keadaan saat ini. Kita selalu merupakan bagian yang simultan dari masa lalu, masa kini, dan antisipasi masa mendatang. Dengan kata lain, masa lalu berada dalam diri kita sekarang di masa kini dan mempengaruhi konsepsi kita terhadap masa mendatang. Pada saat yang sama, perhatian kita pada realitas masa kini mempengaruhi bagaimana pandangan kita terhadap masa lalu. Kita tidak dapat eksis di luar suatu tradisi historis.

Teori-Teori Feminis dan “Muted Group”
Teori Feminis dimulai dengan asumsi bahwa gender adalah kategori yang luas untuk memahami pengalaman manusia. Gender adalah suatu konstruksi sosial yang--meskipun perlu--telah didominasi oleh laki-laki dan menindas perempuan. Teori ini ditujukan untuk menantang asumsi-asumsi gender yang berlaku luas dalam masyarakat dan untuk mencapai cara-cara yang membebaskan perempuan dan laki-laki untuk eksis di dunia.
Ardener melalui “muted group theory” melanjutkan perspektif feminis dengan mengemukakan bahwa bahasa dari suatu budaya memiliki bias laki-laki yang melekat di dalamnya, yaitu bahwa laki-laki menciptakan makna bagi suatu kelompok, dan bahwa suara perempuan ditindas atau dibungkam. Perempuan yang dibungkam ini, dalam pengamatan Ardener, membawa kepada ketidakmampuan perempuan untuk dengan lantang mengekspresikan dirinya dalam dunia yang didominasi laki-laki.

Teori-Teori Komunikasi Kritis
Teoritas kritis menganggap bahwa pengalaman manusia tidak terpisahkan dari percakapan dan teks yang tertanam di dalamnya. Pengalaman itu sendiri adalah bahasa. Bahasa dari budaya kita menentukan pengalaman kita dan menciptakan suatu biasa atau cara untuk memahami. Teks memang berbicara kepada kita, tetapi kita selalu membaca teks dari sudut pandang lingkungan historis di mana kita hidup dan berpikir.
Seringkali lingkungan tersebut terdiri dari kekuatan-kekuatan yang menghancurkan dan menindas manusia. Bentuk-bentuk bahasa yang dominan dan media komunikasi dapat mencegah kelompok tertentu dari partisipasi dalam struktur-struktur kendali masyarakat. Dalam masa kita sekarang ini, beberapa orang beranggapan, penindasan ini dapat dilihat dalam struktur ekonomi, media komunikasi, dan hubungan gender.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

bisa kasih contoh tentang teori komunikasi interpretatif dan teori kritis nya ga ? masi kurang begitu ngerti .. trus bedanya interpretatif dan interpretasi itu apa ?

Elvinator mengatakan...

assalammualaikum...
terima kasih mas atas postingannya..

wibiono mengatakan...

intrepretatif sama interpretasi itu sama saja. hanya makna bahsa saja yang beda. klo interpretatif itu kan berarti "bersifat interpretasi".

elvin melayu: wa'alaikumsalam.. terima kasih juga atas kunjungannya di blog ini

Unknown mengatakan...

Apa contoh dari teori krtis dan interpretatif?

Unknown mengatakan...

Mas, ada sumbernya tentang teori interpretatif

Posting Komentar