Komunikasi politik Nahdlatul Ulama: Pergulatan Pemikiran Politik Radikal dan Akomodatif
Author(s): Asep Saeful Muhtadi
Publisher: LP3ES, 2004
Pages: 296
Language: Indonesia
Dinamika kehidupan politik nahdlatul Ulama (N U) yang sebelumnya lebih banyak diwarnai oleh komunikasi pesantren dan kiai, kini menghadapi kenyataan berbeda. Meskipun tema politik di kalangan nahdliyin ini masih akan didominasi oleh tafsir-tafsir politik tradisional dari para sesepuh organisasi, tetapi arus progresif yang diperankan oleh kalangan “muda” jaga akan ikut memberikan corak kehidupan politik yang signifikan. Karena itu, untuk mengamankan perjalanan politik ke depan, kompromi produktif antara kekuatan-kekuatan sosial di kalangan nahdliyin, kini bukan lagi sesuatu yang mudah dihindari. Kecenderungan politik NU ke depan ini, setidaknya, dapat dibaca dalam kiprah PKB dan PPNUI.
Secara tidak langsung, hal ini akan menimbulkan pergeseran sosiologis kaum nahdliyin. Feith (1962) mencatat bahwa bila sebelumnya NU merupakan “penggalan massa” dengan para pemimpinnya berperan sebagai “solidarity makers” ketimbang “administrators”, maka ke depan akan menjadi sebaliknya. NU yang sebelumnya cenderung diurus oleh kalangan tradisional yang lebih mendasarkan pada pola-pola hubungan emosional, ke depan ia akan menjadi organisasi modern yang dikelola oleh kalangan profesional yang lebih mendasarkan pada pola-pola hubungan rasional.
Secara tidak langsung, hal ini akan menimbulkan pergeseran sosiologis kaum nahdliyin. Feith (1962) mencatat bahwa bila sebelumnya NU merupakan “penggalan massa” dengan para pemimpinnya berperan sebagai “solidarity makers” ketimbang “administrators”, maka ke depan akan menjadi sebaliknya. NU yang sebelumnya cenderung diurus oleh kalangan tradisional yang lebih mendasarkan pada pola-pola hubungan emosional, ke depan ia akan menjadi organisasi modern yang dikelola oleh kalangan profesional yang lebih mendasarkan pada pola-pola hubungan rasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar