Oleh: Muhtar Habibi
Gerakan buruh pasca Soeharto menunjukkan tren yang berbeda dibandingkan dengan banyak pandangan pengamat sebelumnya. Di tengah himpitan fleksibilitas pasar tenaga kerja neoliberal, pekerja masih sering melakukan aksi protes di jalanan.
Kenaikan upah minimum dan perubahan status kepegawaian selalu menjadi tuntutan utama. Selain itu, aksi protes di jalanan juga berkontribusi terhadap pembuatan identitas pekerja kolektif. Tingginya intensitas aksi protes di jalanan melahirkan reaksi dari pemerintah. Namun, serangan ini bukan melemahkan gerakan buruh, melainkan memiliki potensi untuk mendorong kesatuan yang lebih besar dari para pekerja. Reaksi dari pemerintah selama keadaan ekonomi berkembang memberikan momentum untuk kebutuhan dari organisasi modern: partai buruh. Masa depan pembentukan partai buruh akan tergantung pada berapa banyak usaha. Unsur-unsur progresif dalam serikat pekerja dapat memanfaatkan kondisi pertumbuhan ekonomi, dan pada saat yang sama secara politis dapat menggunakan pembalasan dari negara dan modal terhadap gerakan mereka untuk menciptakan kebutuhan untuk pembentukan partai buruh yang independen untuk kelas pekerja.
Sumber: http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/index.php/jsp/article/view/296